Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Nelayan setengah kehendak jiwa


Segenggam bola merah membara
Tenggelam tepian dunia
Satuan waktu menebarkan jala
Tertanda mulai sandiwara dunia

Arwana memasangkan wujudnya
Terpesona akan jala bermahkotakan intan permata
Memabukkan dewa-dewa
Mengucurkan airmata derita

Membutakan arwana
Terpasung dalam jala permata
Rela, merelakan seribu makna arti nyawa

Terlempar,
Tiada sudi ia memakan arwana
Mengelepar berdebu
Tubuh terbanting rusuh
Diantara rusuk yang menderu

Menebarkan jala
Terpasakkan lagi di tepian dunia
Menjaring arwana
Untuk dilempar
Merasakan remuk
Rusuk yang menderu
(Sda, 8/5/02)

Komentar

Postingan Populer