Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Abadinya cinta


Cinta yang kau berikan kepadaku
Tak kan kusia-siakan
Kan ku basuh dengan peluh rinduku
Kan kumandikan dengan tatapan mesraku
Sampai tubuh ini membeku
Menyilakan tangan membujur arah utara
Tetap kugenggam tanganmu erat-erat dan dalam

Sebuah penantian
Penantianku
Tak pernah terukur waktu ruang dan zaman
Sampai tergoyah hatimu
Ku tetap berdiri mematung
Tegak
Menyorot tajam langkah kakimu gerakmu
Meskipun terinjak terludahi
Seperti sampah berceceran
Kan kunantikan kau memungutnya
Meskipun kembali meremah tong-tong sampah
Terangkut ke TPA
(Sda, 14/7/02)

Komentar

Postingan Populer