Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kutipan Bertenaga 14 - Hasan Aspahani

sumber gambar: www.thegraphicsfairy.com

Sainte-Beuve di abad ke-19 pernah mengatakan bahwa dalam diri setiap manusia ada jiwa penyair yang keburu mati muda. Artinya, ketika mulai menyukai sajak lagi, ketika kita ingin bisa menulis sajak, ketika kita ingin tahu banyak tentang sajak, sebenarnya yang terjadi adalah si penyair yang mati muda dalam diri kita itu sedang hendak hidup lagi, sedang bangkit kembali.

Saya lebih percaya, bahwa penyair dalam diri kita itu tidak pernah benar-benar mati. Ia hanya mati suri. Hiatus. Ia seperti putri yang tengah tertidur dan menanti kecupan seorang pangeran agar ia bisa bangkit kembali.


Dikutip dari Buku Menyentuh Jantung Bahasa Meraih Hati Puisi
Esai-esai Sebelas Paragraf karya Hasan Aspahani

Komentar

Postingan Populer