Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Letih kenapa mesti peduli


Surya menampakkan diri
Disaat keheningna pagi
Membentangkan kehidupan zaman
Yang telah dimulai
Detik demi detik pun melangkah dengan arti
Mesin-mesin kehidupan juga telah berotasi

Disini aku belum menampakkan diri
Tubuhku sudah dibuat letih
Oleh rotasi hari demi hari
Letih, mengikuti tarian dari sebuah zaman
Yang mengisahkan kidung-kidung kehidupan
Meskipun aku masih menggoreskan curahan hati
Tapi entah untuk berapa lama?
Tubuhku sudah tak berdaya
Menopang kerinduan yang tak berada
Seperti sabana dalam kemarau yang panjang
Merindukan setetes air dari musim penghujan

Disini aku masih belum menampakkan diri
Letihku semakin menjadi-jadi
Keringatku pun sudah membasahi dahi
Tapi kenapa aku mesti peduli
Kerinduanku bukan untuk satu,dua hari
Juga bukan barang yang mudah dikemasi
Kerinduanku untuk sisa hari yang kujalani
Dalam kesepian setia menemani
Keringat pun sudah membanjiri dahi
Mungkin juga sudah menjadi darah mendidih
Tapi kenapa mesti peduli
(Sda, april 02)

Komentar

Postingan Populer