Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Engkau dimana


Kau dimana?
Dunia fana telah menjatuhkan layarnya
Hilangkah engkau di tepian dunia
Tidak, sedetik masa kau di pelupuk mata
Kini, dirimu tak membebaskan telapak padang dunia

Kau dimana?
Akan kucari engkau di neraka
Ku selami bersama api membara
Bersama lelehan air mata
Yang tak akan terucap
Walaupun telah lama menggenangi tubuhnya
Akan kucari engkau di surga
Akan kuselami sungai lautan arak
Yang memabukkan jiwa dan raga
Bidadari-bidadari merayukan kenikmatan nyata
Tapi tak penah aku terjaga olehnya

Satu untuknya
Akan kupersembahkan untik ridho-Nya
Untuk dampingi tubuhku
Yang telah tak berupa
(Sda, 17/5/02)

Komentar

Postingan Populer