Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kenangan dia


Masih teringat malam ini
Saat kunikmati paras wajahmu
Kugenggam tangan bersama indah matamu
Dihangatkan lilin-lilin
Yang menerangi malam membisu
Meyaksikan indahnya hatiku hatimu
Seperti cerahnya hari
Menghangatkan pagi
Memekarkan bunga-bunga melati yang mewangi

Lamunanku telah hilang
Bersama jam yang melayang
Semakin tubuhku merapuh
Saat ku kenang kau dalam bayangan
Jejak langkahmu
Lembut bibirmu
Parau suaramu
Hangat pelukmu
Ku tulis dalam buku harian
Lama atau sebentar saat-saat bersamamu
Menorehkan garis cerita hidupku
Biar,biar ini ku kenang dalam kenangan
Pedih dan bahagia memang sulit dipisahkan
Kan ku ukir namamu dalam hatiku yang paling dalam
Dalam dan tak kan hilang
Bersama kandasnya zaman
(Sda, 14/7/02)

Komentar

Postingan Populer