Pulang Kampung


Hari sudah pagi
Namun sudah tak sedingin legit-legit masa kecil
Bertelanjang berlari disamping jungkat-jungkit sumur
Berderik menari bersama kabut

Masih pukul enam
Jendela pun sudah terbuka
Ayam juga membuka mata
Kusilangkan kakiku bersendekap
Di batur pinggir jalan
Menanti yuk Nah mengayuh jengkinya buru-buru
Dengan bajunya yang kuyu-kuyu
Minyak wanginya kembang tujuh

Masih juga hijau sawah itu
Meskipun tak seluas dulu
ketela pohon diselanya selalu kubawa ke barong-barong dulu
Dibakar dengan daun bambu
Asapnya berkepul menyantapnya buru-buru

Rumah Si Mbah berganti rupa
bergaya ala eropa
tak ada gabah yang menghias ruang tamunya
Dan rumah tetangga berjubel menyisa pantatnya
Rumahku sudah tak berlumut abu-abu
Warnanya abg orange oke

Namun Si Mbah tampak semakin tua
Pipinya bergelayut manja
seperti lelah dengan hidupnya

Adik-adikku mulai berubah tingkah
Emil anak bule’ku berlari-lari sembunyi dibalik si Mbah
Takut melihat aku
Mungkin tak pernah bertemu

(Malang, 27/07/04)

Komentar

Postingan Populer