Pecahan mimpi


Madura, rambutmu berayun menyapu mukaku
Angin ribut entahkah ceria menilisik kulitku
Pecahan kapur membukit dibawah kaki
sebongkah menindih buram luka-luka

Apakah tasik memerih jiwa?
Antara karang hancur bertepi-tepi
garam mengkristal luruh dicumbu hujan
sejuk senyum bergejolak memunguti pecahannya

Ketenangan itu bersemayam hati-hati
Riak tasik mendesah setiap lengkungan angin
Seperti remang-remang hitam putih kemarin
Badai pun menghunus tiada henti
Semua buram kabut mengejolak dasar hati
Ranting-ranting pasrah
Menunggu hancur tertegun Madura

Biarlah badai berlama-lama
Sebentar kunikmati fragmen cerita detik ini
Meskipun sebentar lagi karam
Karam dan karam

(Madura, 8-02-2004)

Komentar

Postingan Populer