Kesenyapan Langit















Sejenak kukecap sebelingsat senja
Meskipun awan menggulung hitam mendekat pelan
Menuntunku dalam kesenyapan langit
Maka kurindukan dirimu ketika dunia tak lagi dipercaya
Kerinduan entah kapan lagi bisa dipuaskan?

Maka engkau berkata kepadaku:
Mengapa kau membiarkan mereka mencuci air matanya

Kesenyapan langit tak pernah membara.
tak butuh air mata mereka
air mata hanya pemberi paras ketidakberdayaan
menjelma kutukan-kutukan tak berkesudah
pedang-pedang para pengecut

Tak sanggupkah mereka menatap teror dengan senyum
Seperti engkau, aku, beradu mata meraut wajah meraut bibir
Tak sanggupkah mereka menatapnya
Seperti kedamaian embun yang memberimu roh

Kesenyapan langit
Aku datang kepadamu
Bersama orang –orang tak berair mata
melahap teror selezat kau lahap genangan basah dipipi mereka

(Malang, 3/10/2004)

Komentar

Postingan Populer