Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kose














1
Kalimat-kalimat terasa begitu pendek
dan kisah hidup hanya bisa ditulis satu halaman. Itu pun tak penuh
kelahiran, kanak-kanak, remaja, dewasa, paruh baya, kakek-kakek dan kematian
semua tertulis rapi dalam sebuah paragraf-paragraf yang bersayap
meski sekali waktu koyak

2
Hidup terasa seperti novel yang dicipta oleh-Nya
yang kubaca selembar di jalan-jalan
selembar lain di stasiun-stasiun
terkadang selembar lagi di terminal-terminal
semua kucatat dengan tinta warna
kemudian kuserap dan mulai menulis kisah panjang
yang disetiap hurufnya adalah cahaya
tapi mendadak redup kala waktu-waktu menyambutku

3
Aku seperti orang gila
yang tertulis didahiku sebuah kata esok
tapi ku tak mampu membacanya
hanya cermin-cermin yang diletakkan di delapan penjuru mata angin
yang dapat membantu mengejanya
“K” “O” “S” “E”
“Kose” begitu ejanya
Aku pun bergembira meloncat-loncat girang
berteriak dan berlari mengabarkan kepada kerumunan orang-orang yang berbincang
tentang pekerjaan, uang, istri, sebuah rumah, anak-anak, tentang mobil mewah
tapi mereka menatapku dengan cemas
aku pun menjadi was-was
kemudian muram

Malang, 16 mei 2005

Komentar

Postingan Populer