Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kekasihku 24: Mencatat Rindu

1
Musim belum juga berganti

2
benarkah kerling matamu tercipta oleh semesta jarak,
bilamana ia datang tanpa mengetuk pintu, berjinjit,
kemudian menyelinap dibalik rindu.

3
aku takut bertemu kau di pelabuhan kata
meski disana menyimpan gairah, tapi juga
tempat bermukim para hantu. mereka suka
mencuri pesan-pesan kita, kemudian menukarnya
dengan kabut hitam dan jarum hujan.

4
rindu, benarkah adalah rasa cemasmu
hingga kau tak rajin lagi menungguku di ruang tamu
tempat kita dulu pertama kali bertemu
kemudian sepakat mengikat pilu

bukankah telah kukirim baju berbulu,
biar kau sibuk bercermin dan menyisir rambut ikalmu
dan tak lupa dimana letak bibir dan mataku,
tapi memang itu tak cukup ampuh buat menipumu,
dari kegemaranmu berburu api dan mencari namaku
ditumpukan asap.

5
kemudian kau membisikku,
“kapan kita akan bertemu lagi, aku tak mau
dipermainkan waktu hingga rambutku membiru”
“apakah jumpa melegakan kau dari nyeri rindu,
yang membuat lubang didadamu terus membesar
dan aku harus menambalnya setiap waktu”, balasku
kau pun mengangguk pelan.

Sidoarjo, Juni 2007

Komentar

Postingan Populer