Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kekasihku 18: Diam

Kekasihku, mengapa bibirmu menutup rapat.
mengkerut, serupa menahan kentut.
tapi bukan berarti diam. pada matamu meloncat megaphone.
seperti hendak berlari, kemudian datang dimukaku:

(+) Aku adalah Monalisa. tolong pandang aku.
catat senyum dan poseku. kalau perlu ambil kamera,
potret aku. sebab tak sengaja kuminum sesirup sepi,
yang mengetuk pintu. ia mengendap, tiba-tiba menyergap.

(-) Maaf, sebentar, aku masih sibuk membakar kemenyan.
meramal mimpi pada asap. menghitung angka-angka
keramat. menafsir dan menakar bibir. biar besok sudah
kutemukan jawab, pada senyum yang tersungging.

Mei, 2006

Komentar

Postingan Populer