Kekasihku 18: Diam

Kekasihku, mengapa bibirmu menutup rapat.
mengkerut, serupa menahan kentut.
tapi bukan berarti diam. pada matamu meloncat megaphone.
seperti hendak berlari, kemudian datang dimukaku:

(+) Aku adalah Monalisa. tolong pandang aku.
catat senyum dan poseku. kalau perlu ambil kamera,
potret aku. sebab tak sengaja kuminum sesirup sepi,
yang mengetuk pintu. ia mengendap, tiba-tiba menyergap.

(-) Maaf, sebentar, aku masih sibuk membakar kemenyan.
meramal mimpi pada asap. menghitung angka-angka
keramat. menafsir dan menakar bibir. biar besok sudah
kutemukan jawab, pada senyum yang tersungging.

Mei, 2006

Komentar

Postingan Populer