Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kekasihku 14: Api

Kekasihku, aku telah datang ke rumahmu.
sudah lama aku tak berkunjung. terakhir,
mungkin seabad yang lalu.

“duduk dulu”, itu katamu. seperti biasa
aku memilih sofa panjang, biar aku dapat
merebahkan badan. membuang lelah yang
bersarang seharian, sambil menunggu
secangkir teh dan wajah oval serupa keramik.

kemudian, tiga puluh menit lewat tiga detik.
ada asap, aku berteriak, “kasih, tolong…,
sofamu jadi api, mejamu jadi api, rumahmu
jadi api.” setelah itu kau datang. “wajahmu api,
matamu api, apakah perasaan dan pikirmu
juga api?”, gumamku. katamu, “tak usah takut,
tak usah cemas, nanti kau juga terbiasa.”

maret-april 2006

Komentar

Postingan Populer