Kekasihku 14: Api

Kekasihku, aku telah datang ke rumahmu.
sudah lama aku tak berkunjung. terakhir,
mungkin seabad yang lalu.

“duduk dulu”, itu katamu. seperti biasa
aku memilih sofa panjang, biar aku dapat
merebahkan badan. membuang lelah yang
bersarang seharian, sambil menunggu
secangkir teh dan wajah oval serupa keramik.

kemudian, tiga puluh menit lewat tiga detik.
ada asap, aku berteriak, “kasih, tolong…,
sofamu jadi api, mejamu jadi api, rumahmu
jadi api.” setelah itu kau datang. “wajahmu api,
matamu api, apakah perasaan dan pikirmu
juga api?”, gumamku. katamu, “tak usah takut,
tak usah cemas, nanti kau juga terbiasa.”

maret-april 2006

Komentar

Postingan Populer