Kekasihku 13: Sepasang bibirmu

1
Kekasihku, saat kembaraku tak lagi menghidangkan sepercik lampu,
tak juga bohlam 5 watt buatan bunda
apalagi neon yang bertumpuk dalam buku-buku
yang ada hanya sepasang bibirmu yang telanjang
berkepak denganku dalam kehangatan purba

2
kemana engkau pergi?
masih kuingat rambut merahmu yang ikal
tertiup angin ketika kau memetik jambu
di sebuah taman berkolam susu
dengan gemintang dan pohon-pohon yang berakar pada awan
kita iseng belajar pada sepasang rusa yang bercinta

3
sekarang aku adalah pohon kamboja
dibawah pohon bambu, kunang-kunang
gemerisik angin menabuh batangnya
jangkrik katak melompat, semak-semak
dedaunan jatuh, bibirmu rapuh menjadi debu

4
aku berjumpa dengan seorang lelaki, bersarung, berkopiah
di makam ia memunguti dedaunan
kemudian aku bertanya:
“apakah engkau melihat seorang perempuan berambut merah ikal?”
ia menjawab: “ia sudah lama menunggumu
setelah memetik jambu, ia selalu menangis
memanggil-manggil namamu
di kamar mandi ia bercermin
menyisir rambutnya yang basah
sembari meraba-raba tulang rusuknya
kemudian ia berbisik:
“aku rindu engkau, kekasihku
tak lagi pada sepasang bibirmu””

Singosari, Januari 2006

Komentar

Postingan Populer