Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kekasihku 11 : Ular Tangga

Kekasihku, waktu terus berpacu
tanpa atau dengan kita melakukan sesuatu
kita diseretnya tanpa sempat mengacungkan tanya
bahkan ia tak segan mengedor-gedor pintu
bila kita lupa merawat tubuh yang dipinjamkannya

Sejenak kita diperkenankan bermain ular tangga
setelah itu kulempar dadu, yang tersisa hanya cemas
berharap dapat melayang bersama tangga
tetapi tak segan ular datang menghempas
naik dan turun datang dan berganti
kita tak tahu kapan permainan bakal berhenti

Kekasihku, kemudian hujan datang begitu lebat
permainan tanpa jedah hingga kita dapat istirahat
beberapa orang menepi untuk berteduh
hingga ia dapat melihat mereka yang datang dan berlalu
sebagian lagi menerjang hujan tanpa takut
berlari
dengan atau tanpa payung
bersepeda
dengan atau tanpa mantel
bermotor
bermobil
berpesawat

Kekasihku, sekarang giliranmu melempar dadu.

Singosari, desember 2005

Komentar

Postingan Populer