Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Hujan Pertama di Bulan Oktober

--Sebelum Hujan--
Musim selalu tanpa kabar
padahal telah berulangkali kita berkenalan:
di pohon berkambium doa
di langit berkode angin dan beburung
sampai kulit miniatur domba
biar kau berlabuh dan berteduh
merayu waktu
sampai gila statistika ramalan cuaca

pekarangan masih saja menengadah:
adakah kau rindu membasahiku

--Hujan--
Dengan payung mungilmu kau melambai
rimbun tebu
alang-alang berpipi merah
sinar matahari gontai menerobos awan,
sela-sela daun pepaya
parfum pekarangan yang menyengat
gadis-gadis kecil berparasut air

tapi masih saja ada yang cerewet meminta,
kecilkan derasmu sebab kau mengganggu pikniku!

--Setelah Hujan--
Aku rindu bermain hujan,
sebab sekarang hujan mahal
sekali datang suka mengaum tak karuan.

2007

Komentar

Postingan Populer