Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Pasukan putih-putih


Bedug subuh bertalu-talu
Udara pagi menusuk tubuh
Dengan pegas di tangan
Dan tas diangkat di badan
Menyusuri jalan
Yang tidak pernah padam
Dari arti sebuah kehidupan

Nol lima titik tiga puluh menit
Pasukan putih berbaret keletihan
Berbaris
Sambil menahan gemetarnya bumi
dan suara sumbang
yang menamakan dirinya
sebagai penegak kedisplinan

Tas-tas telah diturunkan
Roti tawar, air minum
Buku tugas, koran
Dan segala tetek bengeknya
Diangkat dua tangan
Diva mulai berjalan
Wajah-wajah dajjal bersemayam
Satu, dua, tiga, empat, lima
Eksekusi dijalankan

Beterbangan
Melayang-layang
The trainer mengepakan sayap
Terbang diantara pasukan putih
Berbaret kepedihan
Sebagai malaikat penyejuk kramnya otak
Yang menampung segala senyum
Yang telah terbuang
Meskipun aku selalu diam
Menguap dan tidur.

Mlg, 31/8/02)

Komentar

Postingan Populer