Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Ijinkan aku kenalan dengan-Mu


Kemarin
Disaat sore membayang
Kemarin lusa
Seperti hal biasa
Sore mendekap senja

Aku memandang langit
Sore itu
Mewarna tanpa batas
Awan berbondong melintas pergi

Langit-Nya
Pertanyaan selalu bangkit dalam jiwaku
Menengadah menyibak biru

Apakah engkau disana
Bersinggasana surya
Bermahkotakan bulan
Berhiaskan bintang
Jauh, aku takut tak bisa bertemu
Selintas memandang-Mu

Hanya bisa membayang
Tubuhku mendekap tubuh-Mu
Merasakan hangat detak jantung-Mu
Melumat bibir merah
Merasakan wangi hembusan nafas

Tanganku meraba kulit indah
Putih membalut tubuh nan sempurna
Bergairah dalam kebahagiaan pelukan
Tiada henti, tiada batas
Mengisi kekosongan tubuh
mengalir menggenang
kesejukan
ketenangan

ketika senja berganti malam
keasyikan itu sirna
lampu-lampu menerangi kamar

Aku marah
Aku ingin kenalan denganm-Mu
Sekali lagi memeluk-Mu dalam sujud abadi

(Sgs, 10/8/03)

Komentar

Postingan Populer