Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Socrates

- Untuk Cen-cen

Semoga Socrates tak marah,
Ketika aku menafsirkan kesukaanya untuk bertanya

Saat kita melepas lelah dengan secangkir kata
Kau perkenalkan aku kepadanya
“Namaku Socrates”, ia menyebut namanya pelan
aku mengangguk perlahan

Tapi aku seperti pernah berjumpa
- dalam baris abjad atau dalam kata yang berangin?
ia tak seperti yang kau cerita
Socrates yang ku jumpa tak berbadan tegak
ia bongkok dengan jalan yang sehat
tak suka berjalan-jalan di gunung dan berteriak : “aku adalah satu”
tapi malah ia suka menghitung bulir-bulir padi
kemudian bertanya : “Mengapa kau merunduk disaat bulirmu lebat?”

Suatu kali aku pernah melihat ia
memikul sekeranjang tahu di tepi jalan yang becek,
bersila dengan para diraja
dan bergumam : “aku adalah nol”

Ah…mungkin ia bukan Socrates
mungkin ia seperti yang kau cerita
atau lebih baik kita bertanya kepadanya

Singosari, 20 Oktober 2005

Komentar

Postingan Populer