Langsung ke konten utama

Unggulan

Matahari, Koran, Pabrik Gula

 Mengayun pedal sepeda lagi, seperti ini seperti membuat jedah pada rutinitis. Bisakah saya bertanya kenapa kita membuat rutinitas, shidup, yang seperti pattern hidup, atau seperti kereta yang akan bergerak dengan deras hanya pada relnya... Ternyata kehidupan memang seluas-luasnya.. tapi kita hidup pada lingkungan yang menurut saya sangat terbtas. Apakah pada kerumuan orang di pasar apakah, kita mengenalnya, setidaknya bertegur sapa. Setiap papas yang berlintas pada jalan, apakah kita mengenalnya... bukankah anak adam ini begitu melimpahnya.. bayangkan bila kita diluar arena, misal kita d uar negeri, tiba-tiba kita bertemu dengan orang Indonesia.. pertemuan itu akan begitu berarti

Kasihmu

Rupanya aku adalah Bani Israil itu
tanyaku selalu takjub menyisir langit-langitmu
hingga aku selalu membayangkan berjumpa denganmu, oh kekasihku
pujaku hanyalah angin kosong dalam lembar puisi-puisi itu
bahkan aku selalu lupa menyiapkan secangkir teh kesukaanmu
pantaskah aku mendapat kasihmu

Memandang matahari, gemintang dan bulan begitu setia padamu
beberapa camar membacakan puisimu begitu merdu
tapi engkau selalu mengatakan : “Sujudlah kepada manusia”
aku malu

Singosari, 12 Oktober 2005

Komentar

Postingan Populer