Kutipan Bertenaga 2 - Hasif Amini


Bahasa puisi hadir sebagai suatu gejala yang nyaris pejal: sebangun artifak: sebentuk gubahan yang terdiri dari kata-kata (dan tanda baca dan jeda dan ruang kosong di sekitarnya) yang menyosok bagaikan suatu zat yang telah disuling atau dipadatkan, atau bahkan sewujud organisme yang berdenyut dan berwatak. Dengan begitu, makna tak selalu merupakan pokok yang utama dalam tubuh teks, melainkan terserap bersama unsur-unsur lainnya. Kadang makna bahkan menjadi semacam akibat aksidental dari komposisi bunyi-bunyi tertentu, misalnya dari kombinasi pilihan kata yang berima. Karena tak mengherankan bila puisi tak jarang tampak sebagai “bimbang yang berlarut antara bunyi dan arti”, dalam kata-kata Paul Valery.
( Dikutip dari Kata Pembuka buku Puisi Tak Pernah Pergi ditulis Hasif Amini )

Komentar

Postingan Populer