Malam Puisi Sidoarjo #1









Foto-foto: Dokumentasi Malam Puisi Sidoarjo

_____________________________________

Hampir setahun lalu, saya berinisiatif untuk memantik sebuah forum ringan untuk mempertemukan para pecinta literasi Sidoarjo---lebih khusus ke sastra yang tersebar diberbagai akun sosmed untuk bertemu tatap muka, saling kenal kemudian bertukar pikiran dan gagasan. Gagasan itu ternyata hanya dapat terwujud dua kali pertemuan kemudian berhenti dengan berbagai alasan Kemudian di tahun 2016 ini saya bertemu dengan kawan lama yang mengajak untuk kembali membuka forum tersebut. Saya menyambut gembira. Dengan ide spontan tersebut kita saling bergerak, menghubungi kawan dan sahabat untuk bisa hadir dan berpartisipasi. Selasa, 19 Januari 2016 di Kedai Kopi Andalan di Desa Sugihwaras milik Dien Ilmi, salah satu kawan itu, forum tersebut berhasil didorong muncul dengan nama Malam Puisi Sidoarjo.

Sejak mula saya ingin forum ini sebagai wadah temu para peminat literasi dan pegiat kreatif lain untuk saling mendukung dan menginspirasi, tidak sekedar bergentayangan di akun medsos. Karena perlu diketahui, ternyata peminat dan pegiat kreatif, terlebih literasi sesungguhnya banyak tinggal di Sidoarjo. Namun selama ini yang terjadi mereka banyak yang sekedar numpang tidur dan pipis di Sidoarjo namun kegiatan kreatif dan laku kerjanya di Surabaya. Karena hal-hal tersebut beberapa kawan terlontar pertanyaan, mengapa kita tidak membikin acara seni tersebut di Sidoarjo? Seperti halnya saya yang banyak mengakses kegiatan seni dan kreatif di Surabaya. Malam Puisi Sidoarjo mencoba menjawab pertanyaan itu.

* * *

Hari itu menjelang sore, hujan turun ringkas menggenangi jalan. Hujan pun telah membikin basah kaos dan celana pendek yang saya kenakan. Namun saya tetap melaju ke kedai, dimana acara Malam Puisi Sidoarjo hendak ditabuh pertama kali. Dengan sisa keringat yang telah bercampur air hujan. Dengan ruam merah dan gatal yang mengucak sudut lengan saya. Dengan harapan yang tak muluk, semoga acara ini akan terlaksana dengan khidmat.

Pukul 18.30 telah lewat, beberapa kawan bersila sembari menyeruput kopi hangat. Yang lain hadir mencari ruang duduk. Beranda warung pun telah ramai. Acara pun saya buka dengan pembacaan puisi milik F. Aziz Manna. Kawan silih berganti membaca puisi-puisinya. Kemudian F.Aziz menceritakan proses kreatifnya dalam kumpulan puisi yang berjudul Playon yang memenangi sayembara sastra kategori puisi yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur 2015. *

Komentar

Postingan Populer