Kekasihku 30: Pintu

Masuklah ke pintuku sayang. aku telah lelah mengecoh sepi.
sudah berulangkali kuputar musik keras tapi bandul jam masih saja
bergoyang bergoyang dimataku, seperti hendak menyihir.
bukalah, nyalakan rokok untukku, agar aku dapat nampang dihadapmu
bergaya seperti penyair garang membujuk sepi dengan kata kata.
atau lebih cocok menjadi bandit saja, memburu sepi dengan senjata.

Ayunkan kakimu, tak usah ragu. bukankah kunci pintuku
telah lama kuberikan kepadamu. dan aku selalu berpesan,
“mainlah ke pintuku bila ada waktu, nanti kita tumpas sepi
bersama sama dengan cara paling mesra.” tapi rayuku tak selalu
ampuh mengalahkan bujuk advertorial, diskon besar, seringkali
kau tukarkan sepimu disana. setelah itu kau tunjukkan koleksi
terbarumu: kaos bergambar kuburan.

Masuklah, putar kunci itu dengan pelan. dan kau akan menemukan aku
yang babakbelur dihajar sepi. bagaimanapun menunggu bukanlah
pekerjaan gampang. jika nada handphonemu selalu berbunyi:
“nomor yang anda tuju sedang sibuk”, kataku. sejak saat itu,
sambil menunggumu aku memutuskan menjadi tukang kebun.
merawat bermacam tanaman menjadi cara paling mudah
menjinakkan sepi.

Silakan masuk, kataku. tak usah kau berdiri di depan pintu.
matikan handphonemu, aku tak ingin siapa pun mengganggu.
kita akan menyemarakkan sepi. berpetualang dari pintu ke pintu.
meski setiap kunci akan melipatgandakan sepi. berulangkali.

Desember, 2008

Komentar

Postingan Populer